PSIKOLOGI KONSUMEN
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Sering kita mendengar tentang kata perilaku konsumen, namun kita tidak paham akan artinya. Apakah sama dengan kegitan membeli yang biasa kita lakukan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya mari kita simak uraian berikut.
Mengutip dari Wikipedia, perilaku konsumen dijelaskan sebagai proses atau aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berkonsumen harga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Menurut Solomon (1999) perilaku konsumen adalah studi yang mempelajari tentang proses ketika individu atau kelompok untuk memilih, membeli, menggunakan: barang, jasa, ide, dalam memuaskan kebutuhan maupun keinginannya.
Perilaku Konsumen menurut Schiffman (2004) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Tingkat kepuasan pelanggan selalu terkait dan tergantung dengan mutu suatu produk yang dihasilkan oleh produsen. Sedang suatu produk dikatakan bermutu bila produk tersebut memenuhi kebutuhan pengguna/pelanggannya. Aspek mutu ini bisa diukur. Dengan demikian, pengukuran tingkat kepuasan pelanggan memiliki kaitan yang erat sekali dengan mutu produk baik berupa barang ataupun jasa.
Dalam kenyataannya, kepuasan pelanggan bersifat temporer, karena apa yang dirasakan puas pada satu situasi, belum tentu menjamin kepuasan pada situasi yang lain. Demikian juga, puas bagi satu pelanggan dalam menanggapi kelebihan atau keistimewaan dari suatu produk pada situasi yang sama, belum tentu dirasakan sama dalam memperoleh kepuasan bagi pelanggan yang lain. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kepuasan pelanggan sangat bervariasi. Makna dari kepuasan sebenarnya menggambarkan suatu target yang berubah-ubah dalam pemenuhan kebutuhan yang dibawa oleh pelanggan pada masing-masing transaksi dengan suatu produsen atau perusahaan.
B. Perbedaan antara Konsumen, Konsumsi, Konsumtif, dan Konsumerisme
Terdapat banyak istilah yang ikut ambil bagian dalam menjelaskan tentang perilaku konsumen tersebut. Namun ada baiknya jika istilah yang kita gunakan, kita pahami pula artinya. Istilah tersebut diantaranya adalah konsumen, konsumsi dan konsumerisme. Untuk membedakannya mari kita lihat artinya satu per satu.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Misalnya seseorang yang membeli handphone, maka orang tersebut disebut konsumen.
Kata konsumsi berasal dari bahasa belanda yaitu, consumptie, yang mempunyai arti suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Misalnya dengan kasus yang sebelumnya, maka kegiatan membeli handphone adalah suatu kegiatan konsumsi.
Sedangkan konsumtif adalah suatu istilah yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Konsumtif dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan berbelanja dalam cakupan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kebutuhan si individu atau kelompok itu sendiri. Namun istilah konsumtif ini tidaklah benar. Istilah yang benar untuk penjelasan tersebut adalah konsumerisme.
Konsumerisme adalah suatu paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya. Misalnya dengan kasus yang sama, maka apabila orang membeli handphone namun dengan tujuan yang berlebihan, membeli handphone bukan untuk alat komunikasi apakah untuk sekedar bergaya atau pamer, membeli handphone dalam jumlah yang tidak wajar untuk konsumsi pribadi adalah suatu hal yang konsumtif, atau dengan istilah yang benar adalah konsumerisme.
C. Pengaruh Lingkungan terhadap Perilaku Konsumen
Dalam banyak referensi, fokus kajian studi perilaku konsumen lebih menguraikan pada penetapan keputusan konsumen. Pilihan konsumen dalam penetapan keputusan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu konsumen/individu, pengaruh lingkungan, dan marketing strategy.
Pengaruh konsumen/individu disini misalnya terlihat dalam pemilihan merek suatu barang atau jasa. Pilihan merek dipengaruhi oleh Kebutuhan konsumen. Persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
Marketing strategy berperan sebagai variabel yang mempengaruhi dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran.
Pengaruh lingkungan ditunjukkan oleh beberapa hal diantaranya adalah budaya, kelas sosial, grup tatap muka dan faktor menentukan yang situasional. Budaya disini mencakup norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Contohnya apabila seorang di daerah atau suku yang tidak memperbolehkan produk-produk yang dibuat dengan teknologi, hanya menggunakan produk dari alam (alami) saja. Maka mereka akan selektif dalam menggunakan produk dari luar daerah mereka.
Sedangkan kelas sosial disini mengacu pada keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen. Misalnya orang yang berpendapatan tinggi cenderung memilih produk dengan mutu atau kualitas yang bagus atau dengan brand/merek ternama.
Yang dimaksud dengan Grup tata muka yaitu teman, anggota keluarga, dan grup referensi. Contohnya dalam pertemanan biasanya seseorang akan memilih suatu produk atas rekomendasi dari temannya. Jika temannya berpendapat bahwa produk itu bagus, maka ada kemungkinan bahwa orang tersebut akan membeli produk itu juga.
Faktor menentukan yang situasional disini berarti situasi dimana produk dibeli. Misalnya keluarga yang menggunakan mobil sesuai dengan kebutuhan keluarga dan kalangan usaha yang membeli suatu mesin sesuai dengan kebutuhan perusahaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http://episentrum.com/search/pengertian%20psikologi%20konsumen
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://scribd.com/doc/5624724/4-perilaku-konsumen-individu-dan-instutisional
Yulita Mandasari (10507268)
4 PA 05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar